"Musyawarah Adalah Memeras Fikiran Untuk Mendapatkan Hasil Terbaik"
BOGOR, Jurnalis.org - Lembaga kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) bersama Maemuna Center menggelar Musyawarah Kerja (Muker) 2025/2026 dengan tema “Bergerak Berjamaah Bangun Kembali Gaza Demi Pembebasan Al-Aqsa dan Kemerdekaan Palestina” di Vila Panorama, Cisarua Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, Rabu (29/1/2025) pagi.
Musyawarah Kerja yang akan berlangsung hingga 31 Januari ini dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka oleh Pembina AWG Imaam Yakhsyallah Mansur. Dalam sambutannya Imaam Yakhsyallah menyampaikan bahwa landasan setiap musyawarah termasuk musyawarah kerja ini adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala antara lain surat Ali Imran ayat 159 yang artinya:
”Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
Imaam Yakhsyallah juga mengungkapkan bahwa Baitul Maqdis sangat penting artinya bagi umat Islam hingga disebutkan tiga kali berulang dalam Al-Qur’an Surat At-Tin, yaitu Wat Tiin (buah Tin), Waz Zaitun (buah Zaitun) dan Wa Thurisinin/Thursina (pohon Zaitun) semuanya berada di Palestina, bumi yang diberkahi.
”Siapa yang memperhatikan ini (Baitul Maqdis) ia akan dimuliakan Allah, dan siapa yang tidak peduli maka ia akan menjadi manusia yadigariskan oleh para ulama ng direndahkan, ” ungkapnya.
Lebih lanjut Pembina Aqsa Working Group mengingatkan para peserta Muker agar dalam melaksanakan musyawarah hendaknya memperhatikan adab-adab bermusyawarah sebagaimana yang digariskan para ulama:
Pertama, hendaklah orang yang diajak bermusyawarah adalah orang yang takut kepada Allah. Ja’far Ash-Shadiq berkata kepada Sufyan Ats-Tsauri, “Musyawarahkan urusanmu dengan orang-orang yang takut kepada Allah.”
Kedua, musyawarah hendaknya bertujuan untuk mencari kebenaran. Oleh karena itu musyawarah harus dilakukan dengan penghayatan, tidak tergesa-gesa dan adil.
Ketiga, bermusyawarah tidak boleh dilakukan untuk mengobarkan pertikaian dan hanya ingin mengalahkan lawan.
Keempat, berbicara dengan benar, lugas, tegas, tidak berbelit-belit, sopan dan tidak mencari menang sendiri.
Kelima, Memikirkan dan merenungkan secara mendalam apa yang akan diucapkan, seperti mengapa perkataan disampaikan, berapa panjang dan kapan waktunya.
”Mudah-mudahan musyawarah ini dimudahkan Allah subhanahu wa ta’ala dan membuahkan hasil yang terbaik dalam rangka pembebasan Masjidila Aqsa dan Palestina dengan landasan syariat berjamaah, ” kata Imaam Yakhsyallah Mansur.
Sementara itu Ketua Presidium AWG M. Anshorullah menyampaikan saat ini kondisi untuk melaksanakan misi kemanusiaan dalam rangka pembebasan bangsa Palestina sudah kondusif. Namun untuk pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dan merekontruksi Gaza tidak bisa dilaksanakan sendiri. Harus melibatkan berbagai pihak yang terkait.
”Penjajahan zionis atas bangsa Palestina adalah kewajiban kita bersama untuk menghentikannya. Untuk itu kita harus terus berusaha mensosilisasikan program kita ke berbagai lembaga pemerintah maupun NGO, sekolah dan kampus-kampus, ” kata Anshorullah.
”Maka dengan komitmen bergerak berjamaah kita kukuhkan pengurus Aqsha Working Group dan Maemuna Center yang baru dengan diawali evaluasi dan dilanjutkan penyusunan program. Kita juga akan sosialisasi dan melibatkan para tokoh untuk bisa berkolaborasi dalam perjuangan pembebasan Masjidil Aqsha dan Palestina, ” pungkasnya menambahkan.
Menurut Sekjen AWG Yusuf Maulana pada hari akhir musyawarah kerja akan hadir para tokoh pemerintah dan Dubes Palestina serta dilakukan penandatanganan kerjasama (MoU) antara AWG dengan lembaga lain yang terkait.
Hadir pada pembukaan Musyawarah kerja Pembina Aqsha Working Group: Sakuri, Agus Sudarmaji, Abul Hidayat Saerojie, Wahyudi KS, Pembina Ponpes Al-Fatah Cileungsi M. Tobri, Mudir Ponpes Al-Fatah M. Nurhamid beserta staf. [am]